Jumat, 04 Oktober 2013

Kemarau Panjang - Barokah Bagi Pengrajin Bata Merah

Setelah setiap hari kami melewati jalan yang sama, akhirnya pagi ini sekitar pukul 07:10 WIB - sebelum sampai di sekolah El Yaomy, aku meminta pada papa untuk mengambil gambarku di lokasi yang dimaksud.
Ya, lokasi di mana para pengrajin bata merah membuka peluang usaha guna menyikapi perubahan iklim yang tidak menentu dalam setahun belakangan.

Sesungguhnya mereka adalah murni petani, namun karena tanah garapan mereka yang bersifat "Tadah Hujan", saat kemarau panjang ini mengharuskan mereka  beralih profesi mencetak bata. Disaat biaya sedot air untuk mengairi lahan terlampau tinggi, mereka mencoba berimprovisasi ke sektor lain yang dinilai lebih prospek. Adapun harga dari buah tangan mereka mencetak bata merah berkisar antara Rp.500.000,- .
Barokallah ya pak tani..........