Selepas menunaikan ibadah sholat Subh hari Kamis dini hari di musholla, mbah putri yang kala itu dalam perjalanan pulang dengan berjalan kaki, sesekali merasa kelilipan manakala wajah diangkat ke atas.
Papa yang saat itu di rumah juga sedang mengamati keadaan di luar, mengingat semalam gunung Kelud memuntahkan isi perutnya dengan suara ledakan gempa tremor berkali-kali semenjak pukul 10 malam hingga pukul 1 dini hari.
Ternyata benar dugaan papa bahwa daerah kami mendapat kiriman hujan abu vulkanik hasil erupsi gunung Kelud semalam mengingat angin bertiup ke arah barat, begitu lebatnya abu yang turun hingga mencapai belasan milimeter.
Pagi itu, sekolah-sekolah diliburkan oleh pemda setempat sekitar pukul 7:30 melalui pengumuman resmi dari bupati. Tentu saja tak lupa kami menyediakan masker di saat kami keluar rumah.
