Sabtu, 22 Mei 2010

Aku dan dik Ode




Dah lama rasanya dik Raka dan dik Ode tidak ke rumah mbah, tapi kemarin ternyata mereka berkunjung kesana.

Aku, mama dan diantar oleh papa juga pergi ke rumah mbah.

Kami bertemu disana dan bisa bercanda riang gembira. Horeee..... dik Ode dah besar, ya...!


Mok Patung, Ma



Setelah beberapa kali menghantarkan kepulangan tante Endah di bandara Adi Sutjipto, Jogja, Reeta jadi kepingin lihat patung seperti patung yang terdapat dihalaman muka pendopo bandara.

Dilingkungan tempat tinggalku, ternyata ada beberapa rumah yang terdapat patung di depannya. Lucoba mengatakan pada mama dan papa bahwa ingin sekali rasanya Reeta memegang patung tersebut.

"Mok Patung, Ma..." demikian ucapku pada mama dan papa akhirnya mengizinkanku untuk berpose berdua bersama patung itu, yang pada awalnya sesungguhnya Reeta takut, loh....


Senin, 10 Mei 2010

Mbah Kakung Pedan, Selamat Jalan





Innalillahi wa inna ilaihi roji'un............



Setelah beberapa lama berjuang melawan sakitnya, akhirnya kemarin malam, Minggu 9 Mei 2010 mbah kakung menghembuskan nafas yang terakhir di RSI Klaten sesaat setelah melaksanakan ibadah sholat Isya.

Reeta kangen mbah Kung, Reeta masih senantiasa ingat setiap hari setelah sholat Subuh, kita menikmati siaran TV bersama sambil memakan roti kering. "Mbah cuil...cuil.." kataku seraya menatap lembut mata mbah Kung lalu dengan tersenyum, dicuilkan sedikit roti dan diberikan padaku. "Klethik...klethik...ndhuk..." ujar mbah Kung.

Reeta masih ingat saat sholat Magrib berjama'ah, Reeta tidak mau ikutan menemani papa dan mama namun justru Reeta lebih sering menemani mbah Kung, mbah Ti dan Bude Atin berjama'ah sholat Magrib...........






Kini, diusia Reeta yang teramat belia, telah mbah Kung tinggal selamanya.......
Tiada pernah lagi mendengar alunan suara qiro Al Quran mbah Kung...
Tiada pernah lagi ada Klethik-klethik yang senikmat klethik cuilan mbah Kung...
Tiada pernah lagi ada gendongan senyaman dekapan mbah Kung di Bengkel...
Tiada pernah ada lagi tawa lepas dan debat mbah Kung di rumah...
Tiada pernah lagi ada kebolehan yang dapat Reeta pamerkan kepada mbah Kung...
dan masih banyak "Tiada pernah lagi" yang tak mampu Reeta ungkapkan...

Reeta sadar mbah Kung, bahwa semua yang berjiwa pasti akan kembali kehadapan sang Khaliq, Allah Azza wa Jalla.

Selamat jalan mbah Kung tercinta, kenangan indah bersamamu takkan pernah lekang dari ingatan Reeta........selamanya.........